Lamongan, - Optimalisasi produksi pangan terus dilakukan oleh pihak Forkopimda Lamongan. Optimalisasi itu merupakan komitmen Forkopimda Lamongan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional di wilayahnya.
Namun, hal itu terhambat oleh beberapa faktor alam yang berdampak pada pertanian masyarakat, salah satunya ialah feomena El Nino. Fenomena itu berdampak terhadap sektor pertanian di Lamongan.
Hal tersebut dikatakan oleh Dandim 0812/Lamongan Letkol Arm Ketut Wira Purbawan usai meyambut kunjungan kerja yang dilakukan oleh Dirjen PSP Kementan, Ir. Ali Jamil di Desa Pringgoboyo dan Desa Turi, Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan. Selasa (19/03/2024).
“El Nino ini menimbulkan kekeringan, gangguan musim tanam, penurunan kualitas tanaman dan ketidakstabilan pasar, ” ucap Dandim.
Tak hanya itu, Dandim juga melakukan pemetaan wilayah rawan hingga memaparkan sistem irigasi yang saat ini sedang dilakukan di seluruh sektor pertanian di Lamongan.
“Sebab, masyarakat belum bisa lepas dari bayang-bayang El Nino yang terjadi beberapa waktu lalu, terutama petani, ” kata Letkol Wira.
Baca juga:
Kasad: Jangan Ragu Bertindak Tegas
|
Selain menerima paparan dari Dandim Lamongan, Ir. Ali Jamil bersama Forkopimda juga melakukan peninjauan di beberapa lokasi. Peninjauan itu, dilakukan di lokasi program pompanisasi, hingga melakukan penanaman padi serentak di Desa Turi.
Sementara itu, Dirjen Ali Jamil mengungkapkan terdapat dua cara untuk meminimalisir dampak El Nino. Cara itu, nantinya bisa menstabilkan kembali produk pangan nasional di Kabupaten Lamongan.
“Pertama adalah melalui program pompanisasi. Program itu untuk mengaktifkan sawah tadah hujan agar bisa ditanami setiap saat. Kami sudah mengajukan anggaran pada bapak Presiden dengan program satu pimpa untuk 10 hektar sawah tadah hujan, ” ungkapnya. (*)